Halo pembaca setia Bebas Ilmu, Di jaman sekarang hampir setiap wanita atau ibu disamping menjadi ibu rumah tangga, ia juga bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Bagi yang belum memiliki anak hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah, namun akan berbeda keadaannya jika anda telah memiliki anak, apalagi yang masih bayi.
Berpisah dengan si bayi akan terasa sangat berat karena sadar si bayi masih sangat membutuhkan anda, apalagi bila mereka menangis saat ditinggalkan ke kantor terutama sang ibu. Selain membuat merasa tidak tega, anak yang menangis saat ditinggalkan juga akan membuat anda saat bekerja menjadi kurang konsentrasi.
Memang seharusnya tidak menjadi masalah besar bila bayi anda belum berusia 6 bulan, apabila bayi anda telah berusia 8 bulan ke atas akan berbeda pula ceritanya. Bayi yang belum berusia 6 bulan akan lebih mudah untuk ditinggalkan ibunya bekerja karena dia akan mudah beradaptasi dengan orang yang mengasuhnya, asalkan kebutuhan mereka seperti susu tetap terpenuhi.
Sementara, bayi berusia di atas 8 bulan akan lebih sulit untuk ditinggalkan karena mereka sudah sedikit merasa kehilangan, sehingga akan merasakan kecemasan saat berpisah dari orangtuanya. Si bayi belum memiliki kemampuan konseptual bahwa orangtuanya akan selalu kembali, sehingga teras terancam dengan perginya anda ke kantor serta dibayangi keraguan apakah anda akan kembali lagi atau tidak.
Meskipun begitu, bukan berarti dengan keadaan bayi yang seperti itu menjadikan anda tidak boleh bekerja bukan? Bebas ilmu kali ini akan memberikan tips yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi tangisan si kecil, sehingga dia tidak akan merasa cemas dan terancam lagi pada saat anda tinggalkan bekerja.
Rasa Aman Dan Nyaman
Tanggaplah selalu setiap tangisan anak anda sejak lahir, karena itu berarti dia membutuhkan sesuatu dari anda. Dengan selalu diresponnya setiap tangisan anak anda dan dipenuhi segala kebutuhannya, maka si anak akan merasakan dirinya disayangi. Selain itu, kemampuan untuk menenangkan dirinya sendiri akan ikut berkembang sehingga akan menjadi lebih mudah mengatasi rasa cemas yang dirasakannya pada saat anda tinggalkan bekerja.
Seringlah Berkomunikasi
Jangan biasakan pergi bekerja tanpa basa basi, seolah-olah anak anda tidak mengerti apa-apa. Meskipun anak anda masih bayi, biasanya mereka mengerti apa yang anda katakan meskipun terlihat diam saja dan tidak merespon kata-kata anda. Ajaklah berbicara padanya bahwa anda akan pergi bekerja dan dia akan bersama dengan pengasuh seperti neneknya, saudara atau baby sitter. Anda juga dapat menyampaikan pesan seperti jangan nakal atau menyuruhnya bermain dan belajar dengan pengasuhnya tersebut selama Anda pergi. Yakinkan juga bahwa anda akan pulang dengan waktu yang dimengertinya, misalnya setelah dia mandi sore hari.
Jangan Pergi Diam-diam
Jangan pergi begitu saja untuk menghindari tangis anak Anda karena hal tersebut akan membuatnya tidak percaya dan marah pada anda. Hal tersebut juga akan membuatnya tetap menangis saat tidak berhasil menemukan anda yang pergi diam-diam. Daripada melakukan hal tersebut, alangkah baiknya beritahukan kepergian Anda dengan memberikan senyuman pada si bayi dan meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja. Dengan demikian, sang anak akan melepas kepergian anda dengan sukarela dengan iringan senyum yang dapat membuat semangat kerja anda meningkat serta jam kerja pun terasa cepat tanpa merasa risau.
Bermain Sambil Belajar
Anda bisa juga mengajaknya bermain petak umpet dalam mengajarkan konsep tentang kekonstanan sebuah objek. Walaupun sederhana, dengan melakukan permainan petak umpet tersebut sedikit demi sedikit sang anak akan mengerti bahwa sebenarnya anda tetap ada meskipun dia tidak bisa melihat anda saat itu. Hal ini akan memberikan gambaran bahwa walaupun anda meninggalkannya untuk bekerja, namun nantinya akan kembali lagi, sehingga bayi anda tidak akan menangis lagi saat ditinggalkan.
Mulailah sejak dini untuk mendidik anak hidup mandiri saat Anda tinggalkan bekerja. Demikianlah pembahasan kali ini, semoga bermanfaat dan salam hangat dari Bebas Ilmu.
EmoticonEmoticon